Part 6
Jadi gini gaes,
Mumpung masih dapat jatah hotel dari kantor, maka saya manfaatkan seoptimal mungkin fasilitas yang ada di kamar. Daripada kulkas, kompor dan deretan panci di rak pada nganggur yekan.
Lagian, setelah jatah hotel habis nanti, saya harus segera cabs dan mencari kos-kosan di luar sana. Hidup mandiri.
Yamaunya sih stay disini terus aja. Secara fasilitasnya lengkap, ada kasur empuk, AC, big screen TV dengan banyak pilihan channel, unlimited WiFi, pantry se panci-pancinya, oven, kulkas, bathtub, kolam renang, gym, room service, deket kantor pula, tinggal ngesot !
HATAPI SITU SIAPA ?
Wong cuma buruh migran tapi mintanya fasilitas lengkap.
KOK UENAK !
#Monolog
Lah, padahal kan judul postingan ini tentang masak pasta ala-ala kan ya? kok malah jadi ngaco haha. Intinya, hari itu saya sedang mencoba menghibur diri yang masih galau setengah mati karena tiba-tiba harus hidup terpisah jauh dari keluarga kecilnya.
*Nyanyi lagunya Caca Handika ~ masak masak sendiri, makan makan sendiri cuci baju sendiri, tidurku sendiri*
Bersambung Part 7 – Catatan Buruh Migran : Cerita Hari Pertama Kerja Di Dubai
Maasyaa Allah..
Semoga berkah untuk mas Aan dan keluarga ya..
“When a muslim spends something on his family intending to receive Allah’s reward it is regarded as sadaqa for him. ”
Sahih al bukhari.
Bagus dapurnya (gagal fokus hahaha)
Aamiin yaa rabbal aalamiin, makasih mbak Ayu’
well noted hadis nya, semoga kita termasuk ke dalam golongan tersebut 😀
kerennnnn…. hahahahha
Mak Gondut, kapanlah aku dikirim dadar gulung dan bolu mumu nan heits itu?
Buat aglio alio aja fahmi kok lebih gampang haha.
Anyway, kalau aku jadi kamu aku juga mau terus tinggal di hotel. Lebih bagus dari rumah. Hahaha
Akupun mau tinggal disini, fasilitas lengkap, dekat office pula. Tapi tak kuat lah aku kalau mesti bayar sendiri disini, 400 Dirham per night. Sebulan sudah 12.000 sendiri untuk akomodasi. Beuh!
kuwi enak opo ora mas hahaha
Enak dong, secara aku senenge sing creamy-creamy berkeju gt